Minggu, 09 Februari 2014

Fonologi: Huruf kapital dan huruf miring



Pendahuluan
Latar Belakang
            Dalam buku EYD Bahasa Indonesia disebutkan tata cara penggunaan kalimat yang baik dan benar beserta penulisannya. Makalah ini menyajikan pemakaian huruf kapital dan pemakaian huruf miring saja agar benar dalam penggunaannya.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemakaian huruf kapital atau huruf besar ?
2. Bagaimana pemakaian huruf  miring yang benar ?


Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

A.    Huruf kapital atau Huruf Besar

o   Pemakaian Huruf kapital
1. Huruf Kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
                 Contoh :  a. Dia pergi ke sekolah
                                b. Bagaimana cara membuat kue?
                                c.  Saya bahagia hari ini.
            2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
                Contoh  :  a. Ibu bertanya, “ Apakah kamu sakit?”
                                b. “ Mengapa kamu terlambat?”, tanya ayah.
                                c. “ Bagaimana keadaan mu hari ini?”, tanya kakak.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan  dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
                Contoh  :  a. Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
                                b. Tuhan sangat mencintai hamba-Nya.
                                c. Kitab Zabur, Taurat, Injil, Al-Qur’an.
4. Huruf kapital sebagai huruf pertama gelar, kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
                 Contoh  : a. Nabi Adam                         d. Haji Salim
                                b. Sultan Agung                      e. Suster Desi     
                                c. Raden Ajeng Kartini                     
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang didikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh  : a. Profesor  Pranowo ;  Presiden Susilo Bambang Yudoyono ;
       Bupati Idam Samawi
               b. Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan
               c. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh:  a. Petrus Danang Mustika
              b. Fajar Nurrahman
7. Huruf kapital diapakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
     Contoh : a. bahasa Indonesia
                          b. suku Dayak
                          c. bangsa Melayu
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah.
  Contoh : a. bulan Desember        d. hari Senin
                 b. hari Natal                 e. Bandung Lautan Api
                 c. tahun Hijriah            f. Perang Diponegoro
9.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi, unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi, dan dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.
  Contoh : a. Banyuwangi, Yogyakarta
     b. Sungai Amazon, Danau Toba, Selat Bali, Gunung Merbabu,                     Pulau Samosir, Jalan Simanjuntak
    c. batik Yogyakarta, sate Pak Made, kain songket
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan , badan, serta nama dokumen resmi.
Contoh: a. Republik Indonesia
                          b. Dewan Perwakilan Rakyat
                                                  c. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
                                                  d. Undang-Undang Dasar 1945
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga, pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh: a. Perserikatan Bangsa-Bangsa
              b. Asas-Asas Koperasi
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsure kata ulang sempurna), didalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan , yang dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh : a. Baca majalah Bahasa dan Sastra.
               b.  Mari belajar ke perpustakaan.
               c.  Baca cerpen yang berjudul Cinta yang Menyedihkan.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan, nama gelar, pangkat,  dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.
                            Contoh : Dr. ; Prof. ; S.H ; S.Pd ; M.Hum
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan pengacuan.
     Contoh: a. Besok Ibu akan pulang.
                   b. Kemarin Bapak pulang kampung.
                   c. Selamat jalan, Kak.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf petama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan.
    Contoh : Apa pekerjaan Anda ? ; Terimakasih atas perhatian Anda.

o   Pengkhususan pemakaian huruf kapital
1.      Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukur.
Contoh : a. 10 volt
                     b. mesin diesel
2.      Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Contoh : a.  mengindonesiakan kata asing
               b.  kebarat-baratan
3.      Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Contoh: a. Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
               b. Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
4.      Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Contoh : a. bermain di danau
                     b. menyeberangi selat
5.      Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Contoh : a. gula jawa
                     b. pisang ambon
6. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Contoh: a. Beberapa badan hukum
              b. menjadi sebuah kerajaan
              c. kerjasama antara presiden dan perdana menteri
              d. menurut kitab undang-undang hukum pidana yang berlaku
7. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Contoh: a. kita harus menghormati bapak dan ibu guru kita.
              b. mereka adalah kakak dan adik yang sangat rukun.
              c. setelah ditinggalkan kakek dan neneknya, dia sangat sedih.
8. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Contoh : a. dia baru saja naik haji
               b. dia senang karena baru saja diangkat sebgai presiden
9. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, instansi, atau tempat tertentu.
Contoh : a. berapa orang dosen yang menghadiri seminar ini
               b. kemarin profesor itu pergi ke Surabaya

B. Pemakaian Huruf Miring

1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar, yang dikutip dalam tulisan.
Contoh: a. saya belum memahami buku Membaca Cepat pengarang Sudarso
             b. artikel kesehatan itu dimuat di majalah Genie
             c. tulisan dosen Sanata Dharma, dimuat di surat kabar Harian Jogja
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Contoh: a. huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara
              b. dia bukan pembunuh, melainkan dibunuh
3. Huruf miring dan cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh: a. nama ilmiah padi adalah Oryza Sativa
              b. di topi sekolahku bertuliskan tut wuri handayani
4. Ungkapan asing yang telah diserap dalam bahasa Indonesia, penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.
Contoh : a. terjadi penebangan ilegal di hutan Kalimantan.
               b. batik Jogja di ekspor ke luar negri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar